Tulisan ini akan membahas sedikit tentang pelarisan, jimat pelarisan, pesugihan, nyupang pelarisan dan cerita tentang pelarisan yang saya lihat sendiri atau kisah nyata dari teman yang pernah mengalami atau cerita tentang hal tersebut dari teman yang lainnya.
Di Indonesia, dunia mistik dalam perdagangan adalah hal yang wajib. Saya katakan wajib karena sangat sedikit sekali orang yang berjualan hanya dengan mengandalkan ilmu murni marketing atau tanpa jimat, tanpa dukun, tanpa nyupang atau tanpa bantuan jin, klenik dan lain sebagainya.
Cara mudah untuk melihat apakah suatu toko atau warung atau kios apakah menggunakan mistik atau tidk adalah dengan melihat diatas pintu. Kalau diatas pintu ada kantong (biasanya kantong) sudah jelas itu jimat dan ini saya lihat hampir mayoritas di Jakarta seperti itu.
Kalau tidak ada gantungan di atas pintu biasanya jimat tersebut di taruh di tempat uang atau juga di taruh ditempat tersembunyi atau bisa juga ditanam di bawah lantai dan lain sebagainya.
Cara mengetahui apakah orang yang berdagang tersebut menggunakan dukun atau klenik atau jimat adalah dengan memperhatikan, biasanya empat puluh hari sekali atau sebulan sekali atau waktu-waktu yang telah di tentukan tidak berjualan tapi menghadap gurunya atau pergi ketempat dimana dia mendapatkan jimat atau ilmu pelarisannya dengan maksud untuk memenuhi kewajiban supaya tidak terkena bala atau untuk menambah energi atau kekuatan sehingga ilmu pelarisannya atau jimatnya semakin tokcer.
Sudah tentu jika tidak di cas kembali pelarisan tersebut semakin hari hilang tuah atau kekuatannya. Bagi yang memiliki mata batin terbuka akan mudah sekali melihat mana-mana toko atau kios atau orang jualan mana yang menggunakan ilmu pelarisan dan semacamnya dan mana yang tidak.
Di depan toko atau dagangan biasanya ada mahkluk yang berdiri melambai-lambaik atau menarik orang untuk masuk atau mampir dan akhirnya membeli. Karena itu banyak sekali orang yang tidak tertarik sama sekali pada akhirnya membeli karena secara tidak sadar telah terhipnotis atau terpengaruh sehingga akhirnya membeli yang dia tidak perlukan sama sekali.
Bisa jadi orang yang terbuka mata batin akan melihat toko mana yang banyak mahkluk gaibnya yang bahkan terlihat sangat menyeramkan yang memuakan dan membuat jijik siapapun yang bisa melihatnya.
Makhluk-mkhaluk tersebut telah membuat sihir sehingga semua yang buruk terlihat baik. Yang tidak menarik menjadi menarik. Yang terasa tidak enak menjadi enak. Di Jakarta, mungkin juga di kota liannya, ada banyak toko atau kios atau tempat jualan yang tidak enak dan seadanya namun larisnya bukan kepalang. Padahal tidak jauh dari situ ada tempat yang lebih asri, restoran atau warung yang lebih enak namun sama sekali tidak laku.
Hal ini adalah pengamatan saya dan beberapa rekan yang memang ternyata hasilnya sama, walaupun memang ada juga yang tempatnya asri dan jualannya enak dan ramai. Namun yang jadi sorotan saya adalah bahwa yang diluar dari kebiasaan ramai dan digandrungi orang lain.
Dalam berjualan memang layaknya dunia politik yang saling serang diam-diam semua orang yang dianggap musuh. Memang tidak bisa menuduh orang lain tanpa bukti yang jelas namun ini hanya mencoba hal-hal yang diluar nalar manusia. Restoran tidak enak tapi laris manis bagaimana bisa? Sedangkan restoran yang masakannya enak namun tidak laku sama sekali.
Rahasia pelarisan kebanyakan dari klenik atau bantuan jin dan sebangsanya, sedikit sekali pelarisan yang berasal dari hasil sholat atau ibadah lainnya karena pelarisan dengan klenik atau bantuan jin hasilnya lebih instan. Nggak percaya? Coba saja, eit jangan coba -coba yang jelek ya!
Di Indonesia, dunia mistik dalam perdagangan adalah hal yang wajib. Saya katakan wajib karena sangat sedikit sekali orang yang berjualan hanya dengan mengandalkan ilmu murni marketing atau tanpa jimat, tanpa dukun, tanpa nyupang atau tanpa bantuan jin, klenik dan lain sebagainya.
Cara mudah untuk melihat apakah suatu toko atau warung atau kios apakah menggunakan mistik atau tidk adalah dengan melihat diatas pintu. Kalau diatas pintu ada kantong (biasanya kantong) sudah jelas itu jimat dan ini saya lihat hampir mayoritas di Jakarta seperti itu.
Kalau tidak ada gantungan di atas pintu biasanya jimat tersebut di taruh di tempat uang atau juga di taruh ditempat tersembunyi atau bisa juga ditanam di bawah lantai dan lain sebagainya.
Cara mengetahui apakah orang yang berdagang tersebut menggunakan dukun atau klenik atau jimat adalah dengan memperhatikan, biasanya empat puluh hari sekali atau sebulan sekali atau waktu-waktu yang telah di tentukan tidak berjualan tapi menghadap gurunya atau pergi ketempat dimana dia mendapatkan jimat atau ilmu pelarisannya dengan maksud untuk memenuhi kewajiban supaya tidak terkena bala atau untuk menambah energi atau kekuatan sehingga ilmu pelarisannya atau jimatnya semakin tokcer.
Sudah tentu jika tidak di cas kembali pelarisan tersebut semakin hari hilang tuah atau kekuatannya. Bagi yang memiliki mata batin terbuka akan mudah sekali melihat mana-mana toko atau kios atau orang jualan mana yang menggunakan ilmu pelarisan dan semacamnya dan mana yang tidak.
Di depan toko atau dagangan biasanya ada mahkluk yang berdiri melambai-lambaik atau menarik orang untuk masuk atau mampir dan akhirnya membeli. Karena itu banyak sekali orang yang tidak tertarik sama sekali pada akhirnya membeli karena secara tidak sadar telah terhipnotis atau terpengaruh sehingga akhirnya membeli yang dia tidak perlukan sama sekali.
Bisa jadi orang yang terbuka mata batin akan melihat toko mana yang banyak mahkluk gaibnya yang bahkan terlihat sangat menyeramkan yang memuakan dan membuat jijik siapapun yang bisa melihatnya.
Makhluk-mkhaluk tersebut telah membuat sihir sehingga semua yang buruk terlihat baik. Yang tidak menarik menjadi menarik. Yang terasa tidak enak menjadi enak. Di Jakarta, mungkin juga di kota liannya, ada banyak toko atau kios atau tempat jualan yang tidak enak dan seadanya namun larisnya bukan kepalang. Padahal tidak jauh dari situ ada tempat yang lebih asri, restoran atau warung yang lebih enak namun sama sekali tidak laku.
Hal ini adalah pengamatan saya dan beberapa rekan yang memang ternyata hasilnya sama, walaupun memang ada juga yang tempatnya asri dan jualannya enak dan ramai. Namun yang jadi sorotan saya adalah bahwa yang diluar dari kebiasaan ramai dan digandrungi orang lain.
Dalam berjualan memang layaknya dunia politik yang saling serang diam-diam semua orang yang dianggap musuh. Memang tidak bisa menuduh orang lain tanpa bukti yang jelas namun ini hanya mencoba hal-hal yang diluar nalar manusia. Restoran tidak enak tapi laris manis bagaimana bisa? Sedangkan restoran yang masakannya enak namun tidak laku sama sekali.
Rahasia pelarisan kebanyakan dari klenik atau bantuan jin dan sebangsanya, sedikit sekali pelarisan yang berasal dari hasil sholat atau ibadah lainnya karena pelarisan dengan klenik atau bantuan jin hasilnya lebih instan. Nggak percaya? Coba saja, eit jangan coba -coba yang jelek ya!
Comments
Post a Comment